Tag Archive: curug cipendok


 

IMG_20160707_125356

Libur lebaran adalah waktu yang tepat saat kita bisa berlibur ke tempat2 indah di kampung halaman, tak terkecuali saya. Tapi berhubung liburnya ga terlalu panjang dan cenderung mepet jadi ya liburannya ke tempat yang dekat2 saja. Kebetulan tempat wisata yang paling dekat dan mudah dari kampung saya itu ya ke Wana Wisata Air Terjun Curug Cipendok. Tapi karena mungkin udah bosen juga yah, ya saya iseng2 aja cari2 tempat di area Curug Cipendok yang menurut saya viewnya memang benar2 masih alami banget. Akhirnya nemu juga tempat baru ini, yaitu Karang Penginyongan.

Karang Penginyongan ini berbeda dengan Kampung Penginyongan yang sebelumnya sudah pernah bahas juga disini. Tapi Karang Penginyongan ini mungkin konsep nya hampir sama dengan Kampung Penginyongan yang mungkin sekarang nasibnya sudah mangkrak dan terbengkalai tidak terurus. Konsep yang diusung adalah Resort atau penginapan alam, itu bisa saya simpulkan setelah saya sedikit mengintip ke dalam gubug2 bambu yang berada dia area tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah dipan / kasur yang terbuat dari bambu.

Untuk Karang Penginyongan ini lokasinya berada di luar area Wisata Curug Cipendok tepatnya di Grumbul Menggala Desa Karang Tengah Kec. Cilongok, Banyumas. Jika kalian yang pernah berkunjung ke Wisata Curug Cipendok pasti tahu, dari pertigaan mentok menggala yang ke kanan itu menuju ke Wisata Curug Cipendok,  untuk yang ingin ke Karang Penginyongan ini ambilnya jalur ke kiri arah Tumiyang. Lokasi nya tepat di sebelah kanan tikungan menurun di bawah tempat wisata selfi juga yang beberapa bulan ini booming yaitu Bukit Teletubies, yang sejatinya dulu itu tempat biasa saya nongkrong juga hehe…

Untuk masuk kedalam hanya dikenakan biaya parkir dan biaya masuk Rp. 3000 / orang, tapi pas saya masuk kesana sih gratis .. hehe, mungkin karena tahu saya warga lokal jadi cuma ditarik parkir aja lah . Baca lebih lanjut

image

BANYUMAS- Polres Banyumas direpotkan dengan ulah rombongan Warga Negara Asing (WNA) yang berkunjung ke Curug Cipendok, Kecamatan Cilongok, Banyumas.
Tak kurang dari 43 Warga Negara Asing asal Afganistan, Irak dan Iran menginap di Hotel Pelita Curug Cipendok. Mereka yang diduga tidak mempunyai identitas itu berhasil dijaring Polres Banyumas, Selasa (9/7) pukul 17.00.
Namun, 12 orang diantaranya berhasil kabur
Baca lebih lanjut

12. Air terjun Grojogan Sewu (81 meter)
Terletak di kaki Gunung Lawu (2632 mdpl), 27 km dari Kab. Karang anyar, Jawa Tengah. Air terjun ini merupakan salah satu dari program wisata yang disebut “INTANPARI” (Industri Pertanian dan Pariwisata), air terjun ini memiliki ketinggian 81 meter diukur dari bawah ke atas.

11. Air terjun Curug Cimahi (85 meter)
Terletak di Desa Cisarua, sekitar 10 kilometer dari Cimahi, atau sekitar satu jam dari Bandung. Bagi warga sekitar yang ingin mencari hiburan alam dan menjauh dari hingar bingar kota metropolitan, air terjun ini merupakan tujuan wisata yang pas untuk mereka.

10. Air terjun Curug Cipendok (92 meter)
Terletak di Desa Karang Tengah, kabupaten Cilingok, sekitar 25 km dari Purwokerto. Dengan ketinggian 92 meter dan dikelilingi dengan hutan alam yang indah.

9. Air Terjun Curup Tenang (99 meter)
Air terjun Curup Tenang adalah air terjun tertinggi di Sumatera Selatan, yang terletak didekat desa Bedegung, Kabupaten Tanjung Agung, sekitar 56 kilometer Selatan Kabupaten Muara Enim.

8. Air terjun Moramo (100 meter)
Terletak 65 km di sebelah timur Kendari, Air Terjun Moramo mudah diakses oleh mobil atau dengan perahu. Keunikan dari air terjun ini yakni memiliki tingkatan sebanyak 127 tingkatan setinggi 100 meter sepanjang 2 km diperbukitan dataran tinggi Sulawesi Tenggara. Dan dikelilingi oleh hutan alami yang menjadi tempat habitat asli Sulawesi Tenggara.

7. Air terjun Curug Citambur (100 meter)
Air terjun Citambur, sebuah air terjun yang tingginya sekitar 100 meter di Desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Dikelilingi oleh hutan alami dengan pemandangan yang sangat indah menjadikan air terjun ini merupakan objek wisata yang eksotis.

6. Air Terjun Sedudo (105 meter)
Air Terjun Sedudo terletak di Ngliman, kecamatan Sawahan. sekitar 30 km dari Nganjuk. Selain sebagai objek wisata, air terjun ini sering dijadikan tempat pelaksanaan Upacara Tradisional oleh masyarakat dan Pemerintah setempat. Hal ini semakin menambah daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

5. Air terjun Jarakan (115 meter)
Air Terjun Jarakan terletak di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan. Air Terjun Jarakan ini sebagai bagian dari kawasan objek wisata air terjun yang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Magetan.

4. Air terjun Sipiso piso (120 meter)
Air terjun Sipisopiso adalah air terjun terjun yang terletak di dataran tinggi Sumatra Utara. Dengan ketinggian 120 meter, sekitar 25 km dari kota Kabanjahe.

3. Air terjun Payakumbuh di Ngarai Harau (150 meter)
Terletak di Ngarai Harau, 35 km dari Bukittinggi. Di sela-sela perbukitan dan lembah harau terdapat sebuah jurang yang dalam dan sebuah air terjun yang sangat indah, bahkan kadang dipenuhi oleh sekumpulan kupu-kupu beterbangan, sehingga membuat air terjun ini merupakan kombinasi alam dengan pemandangan yang sangat indah.

2. Air Terjun Madakaripura (200 meter)
Air Terjun Madakaripura terletak di Kecamatan Lumbang, Probolinggo merupakan salah satu air terjun di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun ini dikenal sebagai tempat pertapaan Mahapatih Gajah Mada sebelum mengabdi di kerajaan Majapahit. Air terjun Madakaripura berbentuk ceruk yang dikelilingi bukit-bukit yang meneteskan air pada seluruh bidang tebingnya seperti layaknya sedang hujan, 3 di antaranya bahkan mengucur deras membentuk air terjun lagi.

1. Air terjun Sigura gura (250 meter)
Terletak sekitar 250 km dari Medan. Air terjun yang dihasilkan oleh sungai Asahan yang berasal dari Danau Toba ini memiliki ketinggian 250 meter.

sumber :http://opinibureto.blogspot.com/2010/04/12-air-terjun-tertinggi-di-indonesia.html

Yah buat iseng-iseng aja nih ma sekalian promosi daerah asal ,beberapa waktu lalu saya iseng-iseng ja maen ke cipendok dan saya jeprat-jepret photo pake handphone, yah hasilnya lumayan bisa buat postingan diblog n sekalian narsis…hehehe

lihat aja deh gan

Villa Cipendok

ni videonya gan

Low ada kesempatan ke tempat Wisata Curug Cipendok mampir lah ke Villa Cipendok, ya lumayan bisa buat narsisi-narsisan ..he

BANYUMAS memiliki tempat yang lebih menggetarkan hati ketimbang suasana feodal Kota Verona di Roma, Italia. Kota tempat Romeo dan Juliet memadu kasih itu, kalah indah dengan tempat dimana Raden Ranusentika menjalin kisah asmara dengan Dewi Mas Inten. Tidak percaya? Berkunjunglah ke Curug Cipendok, air terjun dengan ketinggian mencapai 100 meter.Banyak kata yang digunakan Shakespeare, pengarang kisah Romeo-Juliet, untuk mengambarkan kota Verona, dan mencipta kisah rekaan Romeo-Juliet. Sebaliknya,pesona yang bisa dihadirkan kawasan yang masuk wilayah Kecamatan Cilongok itu justru sukar digambarkan dengan kata. Simponi musik yang dihadirkan lewat dentuman air terjun, gemericik sungai, kicau burung, desau angin di rimbunan hutan, dan sesekali celoteh kera liar, membuat kata-kata terasa tidak lagi memadai.Bila sedang mujur, pelancong bisa menyaksikan “penampakan” salah satu hewan langka di dunia yaitu kera berdada abu-abu. Sementara di langit di atas hutan, sesekali burung elang Jawa melintasi udara dengan anggun. Kalau cukup bernyali, di sekitar kawasan Telaga Pucung masih ada harimau pemalu yang enggan memperlihatkan diri.Kera berdada abu-abu dan harimau bisa ‘dipancing’ keluar dari persembunyian mereka lewat jasa pawang. Lewat sejumlah prosesi adat, pawang bisa mengundang raja hutan dan kawanan kera untuk keluar dari rimbunan hutan.
Sejarah Curug Cipendok
Hingga kini, masyarakat setempat mempercayai legenda berbalut kisah asmara dua sejoli, Raden Ranusentika dan Dewi Mas Inten. Kisah asmara mereka, meninggalkan sejumlah bukti fisik yang kini masih tersisa.Nama Curug Cipendok bermula dari legenda yang masih berkaitan dengan sejarah Perang Diponegoro. Perang ini merupakan perang lima tahun (1825-1830) antara Pangeran Diponegoro melawan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Perang yang dimenangkan Belanda itu membuat seluruh wilayah Banyumas berada dibawah kekuasaan pemerintahan colonial.Raden Ranusentika merupakan wedana (pemimpin) daerah Adjibarang, di dekat Banyumas. Belanda menugasinya memimpin kerja paksa membuka hutan belandara di sekitar lereng GunungSlamet untuk dijadikan perkebunan.Delapan bulan memimpin pembukaan hutan, selalu terjadi keanehan. Pada saat pohon selesai ditebang, esoknya tumbuh lagi seperti semula. Seolah-olah seperti belum pernah ditebang sama sekali. Kejadian ini terjadi berulang-ulang, sehingga membuat bingung dan pusing Raden Ranusentika. Ia kemudian melakukan semadi memohon petunjuk Tuhan. Sayangnya, dia merasa tak mendapat petunjuk-Nya.Raden Ranusentika pergi memancing di ikan di dekat air terjun. Saat itulah, ia merasa kailnya seperti ditarik-tarik oleh ikanyang besar, sampai-sampai gagang pancingnya melengkung. Saat ditarik, kailnya menyangkut sebuah cincin warangkakeris (pendok) yang bersinar kuning keemasan.Ketika didekatkan, tiba-tiba Raden Ranusentika bisa melihat banyak sekali makhluk halus yang berada di hutan yang telah ditebang habis. Mereka semua yang selama ini menggagalkan pekerjaan Raden Ranusentika.Atas usulan Breden Santa, seorang kepala pekerja, air terjun dimana Raden Ranusentika menemukan pendok keris, dinamakan Curug Cipendok. Berasal dari kata curug yang berarti air terjun dan pendok atau cincin dari bilah keris. Pendok keris yang ditemukan Raden Ranusentika.Selain menemukan pendok, Raden Ranusentika juga ditemui seorang makhluk halus berujud peri, bernama Dewi Mas Inten. Karena bukan manusia, ia mendapat julukan Putri Sudhem. Julukan ini berasal dari kata ‘susu adhem’ artinya payudaranya dingin karena sebagai mahluk halus, dia tidak memiliki darah panas seperti manusia.Keduanya menjalin asmara, dan bersama-sama menyelesaikan pekerjaan pembukaan hutan. Dewi Mas Inten diboyong ke Kadipaten Ajibarang, menjadi garwa padmi (selir) dari Raden Ranusentika.Situs peninggalan Raden Ranusentika bernama “watu kunci” dan Dewi Mas Inten dinamai “watu gembok”. Dewi Mas Inten yang oleh masyarakat setempat dipercaya sebagai siluman kera, kala itu membantu ritual babad alas mantan wedana Ajibarang, Raden Ranusentika. Keduanya berpisah ketika Ranusentika, atas keberhasilan membabat hutan, diangkat menjadi Bupati Purbalingga oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.Sampai sekarang, jika ada orang yang bisa mencapai situs tadi, masyarakat percaya hubungan asmaranya bisa langgeng. (*)*****http://banyumasku.blogspot.com/


Perum Perhutani membuka objek wisata (obwis) Kampoeng Penginyongan di kawasan wanawisata Curug Cipendok, Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok ini pada tanggal 27 Februari 2008. Dalam peresmian yang dilakukan Rabu (27/2), diperkenalkan sejumlah objek yang terdapat di obwis itu. Kampoeng Penginyongan yang terletak sekitar 500 meter dari air terjun Curug Cipendok itu diresmikan oleh Direktur Bagian Pemasaran Perum Perhutani, Fahrur Rozi dengan dihadiri jajaran perusahaan, Muspida, Muspika, serta perangkat desa. Koordinator Kesatuan Bisnis Mandiri – Wisata Bibit dan Usaha lain (KBM-WBU) Perum Perhutani Wilayah III Jawa Tengah, Krusharto mengatakan, Kampoeng Penginyongan merupakan sebuah wahana berbentuk resort yang terletak di lereng barat Gunung Slamet dan berada di pinggir hutan. Dalam obwis itu terdapat lima unit rumah penginapan, restoran, panggung budaya dibangun mengelilingi Telaga Pucung di tengahnya. Menurutnya, konsep Kampoeng Penginyongan merupakan gabungan dari wisata alam, budaya Banyumasan. Rencananya, pengelola akan menggelar sejumlah kegiatan seni khas Banyumasan, seperti grebeg lesung, suranan, ebeg dan kenthongan. Selain itu, disediakan berbagai makanan khas Banyumas. “Pengunjung yang datang akan dimanjakan dengan suasana lama Banyumas lengkap dengan makanan dan budayanya,” ujarnya kepada KR, usai peresmian. Selain wisata khas Banyumas, pengelola bakal mengajak pengunjung dengan kegiatan menanam buah strowberi. “Selain agrowisata buah strowberi, kami menyediakan bumi perkemahan, jungle tracking, dan outbond. Selain itu, banyak tanaman dan hewan langka di sekitar resort, sehingga Kampoeng Penginyongan juga jadi sarana konservasi,” bebernya. Pengelola mematok harga paket wisata Kampoeng Penginyongan Rp 6 juta per malam. Penyewa akan medapatkan fasilitas berupa lima unit penginapan, satu resto, dan paket kesenian dan budaya khas Banyumas. Dijelaskan, untuk mengelola dan memasarkan resort itu, Perum Perhutani bekerja sama dengan event organizer serta biro perjalanan di Kabupaten Banyumas, serta kota besar lain di Indonesia. Selama tahun 2008, Perum Perhutani mentargetkan pemasukan Rp 400 juta dari obwis Curug Cipendok dan Kampoeng Penyinyongan. “Kami akan bekerja sama dengan biro perjalanan, event organizer dan masyarakat sekitar untuk mencapai target tersebut,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Asociation of Indonesia Travel Agency (Asita) Korwil Banyumas, Didi Rudianto mengatakan, konsep Kampoeng Penginyongan menjadi hal baru, sehingga menambah daya tarik wisata di wilayahnya. Namun, lanjutnya, pengelola harus membenahi sarana dan akses guna menuju lokasi itu. “Kebanyakan wisatawan rombongan datang dengan kendaraan besar, dan akan kesulitan untuk langsung menuju Kampoeng Pengiyongan karena jalan menanjak berliku. Maka, butuh kendaraan angkut yang menghubungkan parkir bus besar dengan obwis,” jelasnya. Ditambahkan, lokasi parkir di sekitar obwis sempit dan jauh dari resor, sehingga dapat menimbulkan perasaan khawatir jika menginap dan meninggalkan kendaraan. Jelasnya, pengelola juga harus siap memenuhi permintaan pengunjung yang kerap tidak sesuai dengan paket wisata.

Dan beberapa waktu yang lalu yaitu sekitar hari jumat 19 Maret 2010 tepatnya sudah sekitar dua tahun obyek wisata kampung penginyongan ini dibuka keadaannya sungguh memprihatinkan. Dan bahkan apa yang sudah dijanjikan pengelola pada saat peresmiannya seperti akan dibukanya argowisata perkebunan strawbery,fasilitas hibuaran khas banyumasan dan pagelaran seninya ternyata cuma rencana belaka. Terbukti saat saya mengunjungi kawasan tersebut kondisinya sangat memprihatinkan banyak resort yang kurang terawat bahkan disitu ada satu resort yang hancur karna tertimpa pohon dan tidak diperbaiki. Entah karena kurangnya pengunjung atau karna faktor lain membuat kampung penginyongan ini kurang terawat dan terkesan mengenaskan. Saat saya mengunjungi kawasan itu memang saya jumpai satu orang yang sedang melakukan tugas bersih2 disana dan diketahui kalau tempat tersebut memang hanya ramai pada saat hari minggu saja, dan kebanyakan kalau hari biasa hanya beberapa orang yang memanfaatkan kawasan ini untuk berpacaran.

Sebagai warga yang tinggal disekitar kawasan tersebut saya merasa prihatin karena kawasan ini sebenarnya merupakan salah satu obyek wisata yang harusnya dijaga dan dipromosikan dengan baik. Keadaan sepi pengunjung yang terjadi di kawsan kampung penginyongan ini mungkin diakibatkan karena kurangnya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola karena saya melihat digerbang kawasan Telaga Pucung dimana kawasan KAmpung Penginyongan ini berada tidak terpampang petunjuk adanya kawasan wisata baru yaitu kampung penginyongan tersebut, dan itu membuat para wisatawan tidak mengetahuinya. Dan mungkin ada faktor lainnya yaitu dimana kawasan kampung penginyongan ini tidak masuk dalam daftar paket di kawasan Curug Cipendok yaitu dimana pengunjung harus membayar lagi biaya tiket seharga Rp 4000 perorangnya untuk memasuki wilayah tersebut.

Saya sebagai warga hanya bisa menyarankan kepada pihak pengelola untuk bisa lebih mempromosikan kawasan kampung penginyongan ini agar nantinya bisa menarik banyak pengunjung dan jangan lupa juga fasilitas yang dulu pernah dijanjikan bisa direalisasikan sehingga pengunjung bisa menikmatinya.

Dan untuk para pencinta wisata alam Kampung Penginyongan ini memang sungguh tempat yang indah dan bagus untuk refresing dan sedikit bisa membuang rasa penat.