Category: Dunia Kebudayaan


new-caledonia-map

 

Di antara banyak negara di dunia, nama Kaledonia Baru pasti cukup asing di telinga. Alasannya nggak lain karena letak geografisnya yang unik, serta jarangnya pemberitaan soal negara satu ini. Kalau dilihat dari letak geografis, negara dengan luas 18.275 kilometer ini memang berada di posisi yang jarang orang ngeh. Kalau kamu mau tahu, negara ini terletak di sebelah timur Australia dan di selatannya Papua Nugini.

 

Meskipun nggak banyak dikenal, tapi Kaledonia Baru ini sangat menarik, terutama bagi orang-orang Indonesia. Ya, siapa yang menyangka jika negara antah berantah ini sebagian penduduknya ternyata adalah orang-orang Jawa. Serius. Bahkan sehari-harinya nih, orang-orang Jawa di sana tetap memakai logat asli, yakni bahasa Jawa.

Melihat fakta ini, kamu pasti bertanya-tanya, kenapa bisa ada orang Jawa di sini? Ya, jawabannya Baca lebih lanjut

Anda yang telah dan sedang menonton kisah Mahabharata pasti akan bertanya-tanya mengapa dalam cerita tersebut tidak tampak satupun sosok para punakawan yang selama ini sering muncul dalam pewayangan jawa.

Dalam wiracarita Mahabharata versi India, anda memang tidak akan menemukan sosok-sosok penggembira seperti Cepot / Bagong, Dawala/Petruk, Gareng, atau Semar.
 
Hal itu karena tokoh-tokoh tersebut merupakan unsur lokal ciptaan pujangga Jawa yang selalu ditampilkan dalam cerita-cerita pewayangan versi Jawa sebagai penambah rasa atau mengusir kejenuhan dari tontonan wayang yang bisa berlangsung sepanjang malam ini.

Wayang Golek

Punakawan atau panakawan mengandung makna yang berati teman sepaham yang diambil dari kata pana yang artinya paham dan kawan yang berarti teman. Secara luas arti punakawan itu tidak hanya sekedar sebagai abdi atau pengikut para ksatria saja tetapi mereka juga bisa menjadi “tempat curhat” atau sahabat yang mengerti apa yang sedang terjadi pada majikan mereka. Bahkan para ksatria pandawa pun sering meminta nasehat pada mereka.

Menurut sejarah, tokoh punakawan untuk pertama kalinya muncl dalam sebuah karya sastra yang berjudul Ghatotkacasraya karangan Mpu Panuluh pada zaman Kerajaan Kadiri. Naskah tesebut bercerita tentang bantuan Gatotkaca terhadap sepupunya yaitu Abimanyu yang berusaha menikahi Siti Sundari puteri dari Sri Kresna.

Dalam naskah tersebut disebutkan bahwa Abimanyu mempunyai tiga orang punakawan yaitu:

  • Jurudyah
  • Punta
  • Prasanta 

Baca lebih lanjut

Legenda Ajian Rawa Rontek

Siapa yang tak kenal Si Pitung. Ya, dia adalah pendekar asal Betawi yang sangat melegenda. Sosoknya begitu disegani baik oleh kawan maupun lawan. Maka dari itu, tak salah jika sekarang Pitung menjadi ikon kuat bagi kota Jakarta yang dulunya bernama Batavia. Sebagai pendekar, Pitung sudah pasti disegani karena ilmunya yang tinggi. Dan salah satu ilmu andalan sang jagoan adalah ‘Rawa Rontek.’

Konon dengan ilmu tersebut Pitung bisa menyerap semua energi yang dimiliki oleh lawan tarungnya, Baca lebih lanjut

Sambut Ramadan, pengikut Bonokeling jalan kaki puluhan kilometer

Ratusan pengikut Bonokeling yang berasal dari wilayah Banyumas dan Cilacap, berjalan kaki puluhan kilometer menyambut bulan Ramadan. Mereka berjalan kaki menuju makam Bonokeling di Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas.

Salah satu pengikut Bonokeling, Warga (45) mengatakan kegiatan ini sebagai bagian menjaga tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh leluhurnya. Dia sendiri berjalan kaki sekitar 30 kilometer dari Desa Tambakreja, Cilacap Selatan Jawa Tengah. “Kami memulai perjalanan sekitar pukul setengah empat pagi,” katanya, Kamis (4/7).

Ia berjalan kaki bersama 250 warga Desa Tambakreja lainnya. Selain dari Desa Tambakreja, juga bergabung ratusan pengikut lainnya dari Desa Adiraja, Kalikudi Kecamatan Adipala dan beberapa desa di pesisir Cilacap. Dalam perjalan itu, mereka membawa pikulan berisi hasil bumi yang akan dimasak bersama untuk acara selamatan yang digelar di area pemakaman Bonokeling. Baca lebih lanjut

Pada jaman dahulu sejak jaman kerajaan masa lalu di tanah Jawa, para pendekar tanah jawa banyak yang memiliki aji kesaktian warisan leluhurnya untuk pagar diri dan bahkan hingga sekarang ilmu-ilmu jawa tersebut masih tetap lestari, diantaranya adalah ilmu-ilmu kesaktian di bawah ini:

AJI BOLOSEWU – Orang yang memiliki aji bolosewu ini bisa berwujud menjadi seratus orang bahkan lebih, memiliki kekuatan luar biasa yang tiada tandingan, mampu mengangkat sebuah batu besar dan mampu mencangkul  sawah lima hektar sendirian hanya dalam waktu semalam. Bahkan menurut legenda jawa, candi Prambanan di Jawa Tengah dibangun hanya dalam waktu semalam oleh satu orang pendekar sekaligus bangsawan yang bernama Pangeran Bandung Bondowoso.

AJI RAJAH KALACAKRA – Rajah Kalachakra merupakan senjata ghoib yang bisa untuk membinasakan musuh yang sakti. Rajah inipun juga bisa untuk pagaran tubuh, pagaran rumah dan lain-lainnya. Biasanya rajah ini berupa sinar berputar dan terletak didada pemiliknya. Bagi yang sudah bisa melihat alam ghoib, akan bisa melihat ujud rajah ini.

AJI BRAJAMUSTI – Dizaman dulu aji Brajamusti adalah aji kebanggan para pendekar. Kerana aji Brajamusti ini merupakan perisai badan yang ampuh sekali. Orang yang mempunyai aji brajamusti mempunyai kekuatan badan dan kekuatan ghaib yang tidak ada tandinggannya. Maka orang yang memiliki tidak bisa menggunakan aji brajamusti kalau tidak dalam keadaan terpaksa. Sebab kalau digunakan sembarangan bisa membahayakan lawan. Kegunaan aji brajamusti selain untuk mengisi kekuatan badan dan tangan, aji barajamusti juga sebagai aji kekebalan terhadap berbagai macam senjata tajam. Senjata yang ampuh bagaimanapun kalau terkena aji brajamusti pasti akan tawar, tak bertuah. Baca lebih lanjut