Aburizal Bakrie. (Foto: Koran SI)

JAKARTA – Aburizal Bakrie merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Dia juga telah mendeklarasikan diri untuk menjadi calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang.

Tapi, dilansir dari Forbes, Kamis (29/11/2012), majalah bergengsi di dunia tersebut malah mendepak pemimpin keluarga Bakrie yang akrab disapa Ical ini dari 40 daftar orang terkaya di Indonesia. Apa sebabnya?

Analis mengatakan, penurunan nilai kekayaan keluarga tersebut dipicu oleh strategi utang mereka, termasuk di perusahaan batu baranya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Keputusannya untuk mengambil utang menjadi bumerang ketika harga saham yang digadaikannya kolaps.

Selain itu, saham Bumi Plc, perusahaan terbuka di London, Inggris yang dibentuk Bakrie bersama Nathaniel Rothschild mengalami penurunan harga sampai 70 persen. Grup Bakrie pun sedang berjuang melawan Rothschild untuk membeli asetnya kembali.

Menurut estimasi Forbes, perusahaan Bakrie memiliki aset sebesar USD1 miliar dalam bentuk saham di publik. Tapi, tidak jelas berapa besar yang telah digadaikan. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), induk perusahaan Bakrie pun enggan  menjelaskan perihal nilai asetnya ini.

Sekadar informasi, pada Desember 2007, Forbes mendaulat Aburizal Bakrie yang kala itu menjadi Menko Kesra sebagai orang terkaya se-Indonesia. Kala itu, kekayaannya mencapai USD5,4 miliar atau naik dari USD1,2 miliar dibanding tahun sebelumnya.

Saat itu, yang menjadikan Aburizal menjadi konglomerat, yakni kenaikan harga sahamnya yang meroket di BUMI Perusahaan itu tak lain adalah kelompok usaha Bakrie Group, yang dipimpinya.

Kelompok Bakrie adalah usaha yang bergerak di multisektor, antara lain batu bara yang dinaungi oleh perusahaan Bumi Resources. Selain itu, juga disektor telekomunikasi dan properti. Tapi menurut majalah Forbes, sektor yang paling membuat Aburizal ter-tajir adalah dari Bumi Resources.