Anggota Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) saat menggelar jumpa pers di Hotel Atlit Century, Jakarta, Senin (28/5/2012).
 
 

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mendukung langkah sejumlah pemain dari klub Indonesian Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL) yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) yang berencana mogok bermain jika dua kompetisi itu masih bermasalah. PSSI, melalui Penanggung Jawab timnas, Bernhard Limbong, mengakui, masih banyak klub di dua kompetisi tersebut yang dikelola secara profesional.

“Saya sangat mendukung pemain-pemain itu untuk mogok jika haknya tidak dipenuhi. Karena, memang kita ini sekarang hanya pintar bersilat lidah untuk mengurus pengurus, bukan untuk mengurus pemain,” ujar Limbong saat menggelar jumpa pers di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (29/5/2012).

Limbong mengatakan, berbagai masalah dalam sejumlah klub tersebut jika dibiarkan terus menerus pasti akan berpengaruh bagi pemain. Apalagi, 13 klub yang ditenggarai bermasalah itu hingga saat ini terkesan sangat lambat mencari solusi untuk menyelesaikan masalah itu.

“Muara dari semua persoalan ini pasti timnas. Maka dari itu, kita sangat mendukung rencana mogok itu, biar saja klub-klub itu tahu rasa. Padahal, jika kita lihat untuk apa sih gontok-gontokan padahal kompetisi kita ini masih banyak yang menjalankan langkah semu,” kata Limbong.

Presiden APPI, Ponaryo Astaman sebelumnya mengungkapkan langkah mogok bermain itu akan dilakukan jika sejumlah solusi untuk klub yang masih bermasalah, khususnya mengenai pemenuhan gaji dan izin pemain asing menemui jalan buntu. Dari catatan APPI, terdapat 13 klub dari IPL dan ISL yang hingga kini masih bermasalah mengenai pemenuhan hak pemainnya.

Adapun klub yang dituntut APPI untuk segera membayarkan gaji pemainnya diantaranya, Persija Jakarta (ISL), Deltras Sidoarjo, Sriwijaya FC, Persija (IPL), Persema, Pelita Jaya, Persibo Bojonegoro, PPSM Magelang, Bontang FC, Persiraja, Persela, Arema Indonesia (ISL), PSM Makasar, dan PSMS (ISL). 13 klub itu diultimatum untuk menyelesaikan berbagai persoalan dengan pemainnya hingga 7 Juni mendatang.