Mungkin tidak ada orang yang membayangkan jika Nauru, negara kepulauan kecil yang berjarak 4 ribu KM dari Sydney Australia ini, dulunya merupakan negara makmur yang membuat cemburu seluruh dunia. Namun kini, Nauru hanyalah sebuah negara yang sekitar 75 persen wilayahnya sudah tidak layak huni.
Seperti dikutip news.com, kekayaan Nauru bermula saat ditemukannya fosfat atau pupuk yang berasal dari kotoran burung yang berumur lebih dari seribu tahun pada tahun 1960-an. Penemuan tersebut yang kemudian mengundang perusahaan asing untuk membuat tambang di negara tersebut untuk kemudian mengeruk semua persedian fosfat yang ada. Pada era kejayaan fosfat, Nauru adalah negara dengan pendapatan per kapita pendudukan paling tinggi di dunia.
Namun, penemuan sumber daya baru tersebut membuat masyarakat Nauru terlena. Banyak dari mereka yang menghabiskan uang yang dimiliki untuk sesuatu yang tidak mereka butuhkan.
Setelah fosfat yang terkandung di dalam perut bumi Nauru habis, perekonomian negara yang berada di Pasifik tersebut menjadi negara miskin. Bahkan Nauru harus berutang kepada Australia untuk bisa menjalankan pemerintahan. Nauru juga bergantung impor dari negara-negara seperti Australia, India dan Indonesia.
Berikut kisah Nauru, negara terkaya di dunia yang kemudian miskin karena sifat foya-foya warganya:
1. Kaya karena kotoran burung
Penemuan fosil kotoran burung yang berusia lebih dari seribu tahun telah mengubah negara ini selamanya. Pupuk kompos alami itu telah memicu pembuatan tambang pertama oleh perusahaan asing. Baca lebih lanjut