Category: Tim Nas


Indonesia menang, kerusuhan meledak di Myanmar

Kerusuhan di Myanmar/ Ist

Kerusuhan meledak di area sekitar Stadion Thuwunna YTC, Yangoon, Senin (16/12) malam, usai  Indonesia mengalahkan Myanmar 1-0. Suporter Myanmar berbuat rusuh dengan melakukan pembakaran.

Suasana mencekam sudah terasa sejak pertandingan berakhir. Benda-benda keras berhamburan ke arah lapangan. Para pemain Indonesia mendapat pengawalan ketat saat menuju ruang ganti, menghindari teror suporter tuan rumah. Indonesia memenangi pertandingan dengan skor 1-0. Bahkan, dua fans juga sempat masuk ke dalam lapangan. Baca lebih lanjut

Timnas U19 Indonesia vs Timnas U19 Vietnam 1-2Mimpi Indonesia menjadi juara akhirnya terwujud usai memenangi final AFF Cup 2013 dengan mengalahkan Vietnam lewat drama adu penalti yang berakhir dengan 6-5 untuk keunggulan Garuda Muda di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (22/9/2013) malam WIB.

Setelah bermain 120 menit, tidak ada gol tercipta dari kedua hingga pertandingan harus diusdahi melalui tos-tosan atau drama adu penalti. Ilham Udin yang menjadi algojo pamungkas mampu menuntaskan tugasnya dengan sempurna sekaligus menyudahi dahaga gelar Merah Putih turnamen internasional.

Jalannya pertandingan

Sejak peluit kick-off dibunyikan, baik Indonesia maupun Vietnam berupaya membongkar pertahanan lawan. Vietnam mencoba memainkan umpan-umpan pendek untuk masuk ke pertahanan Garuda Muda.

Sementara serangan Indonesia terlihat belum maksi mal pada 15 menit babak pertama. Rapatnya barisan lini belakang Vietnam sulit ditembus Evan Dimas cs. Baca lebih lanjut

BNI Indonesia All Stars kembali merasakan mimpi buruk saat berhadapan dengan Chelsea setelah takluk 1-8 pada laga uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (25/7/2013). Ramires dan Romelu Lukaku mencetak dua gol, sisanya ditorehkan Eden Hazard, Demba Ba, John Terry, dan Michael Essien.

image

Baca lebih lanjut

FIFA, Tolong Hukum Kami

pssi
Dua hari setelah tragedi Stadion Heysel Belgia yang menewaskan 39 suporter di final Liga Champions, FA Inggris dengan dukungan Perdana Menteri Margaret Thatcher mengeluarkan keputusan keras (31 Mei 1985). Mereka melarang seluruh klub Inggris bermain di Eropa.

FA sadar dan mau mengakui bahwa sepak bola Inggris ketika itu penuh dengan masalah, terutama kekerasan suporter (hooliganisme). “Kita harus membersihkan sepak bola dalam negeri dari hooliganisme, baru setelah itu mungkin kita bisa bermain lagi di luar negeri,” kata Thatcher ketika itu.

UEFA sendiri kala itu hanya menghukum Liverpool yang dinilai tak mampu mengendalikan suporternya di Belgia. Tetapi FA meminta dan menyatakan hukuman diterapkan kepada seluruh klub Inggris dengan durasi yang lebih panjang: 5 tahun.

Hebatnya, tidak satu pun klub Inggris protes. Tidak Manchester United, Arsenal, Southampton, Everton, atau siapa pun. Tidak ada ucapan: “Mengapa kami ikut disalahkan, bukankah hanya Liverpool yang terkait tragedi itu?” Ini menandakan, klub juga sadar bahwa sepak bola mereka, khususnya saat itu, penuh masalah.

Masalah. Itulah yang dimiliki dunia sepak bola Indonesia sementara ini. Masalah yang sudah terjadi dalam dua dekade. Tetapi para pengelola sepak bola negeri ini begitu jumawa dan mati-matian mempertahankan atau memperebutkan PSSI. Bila dipikir menggunakan akal sehat, konflik ini tidak logis. Baca lebih lanjut

Penjaga gawang tim Laos Sengphachan Bounthisanh menghalau bola yang disundul oleh pemain Timnas Indonesia Bambang Pamungkas dalam laga Piala AFF 2012 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (25/11/2012). Pertandingan berakhir imbang dengan skor 2-2.

Tim nasional Indonesia mengalami krisis kiper setelah Endra Prasetya mendapat kartu merah dalam laga pertama Grup B Piala AFF kontra Laos, Minggu (25/11/2012). Maklum saja, Indonesia hanya mendaftarkan dua kiper dalam turnamen ini. Praktis, kini hanya Wahyu Tri Nugroho yang mengisi pos penjaga gawang skuad “Merah Putih”. Bambang Pamungkas pun menjadi nomine kiper dadakan.

Untuk mengatasi krisis itu, manajemen timnas berencana mengambil satu pemain menjadi kiper cadangan. Sebab, dengan kartu merah tersebut, Baca lebih lanjut

Compact_grupb-h1

Klasemen Grup B  Minggu 25 November (22:00 WIB)   

Tim Poin Main M S K MG KG SG
Singapura 3 1 1 0 0 3 0 3
Indonesia 1 1 0 1 0 2 2 0
Laos 1 1 0 1 0 2 2 0
Malaysia 0 1 0 0 1 0 3 -3

Ket: M (menang), S (seri), K (kalah), MG (memasukkan gol), KG (kemasukan gol), SG (selisih gol)

JAKARTA: Dua Laga pada hari pertama Piala AFF 2012 di Grup B hari ini, Minggu (25/11/2012), di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur berlangsung dramatis.

Data pertandingan affsuzukicup.com menyebutkan, Indonesia ditahan imbang Laos 2-2 dan masing-masing tim harus bermain dengan 10 pemain dalam laga perdana dengan kick off pukul 17:00 WIB.

Sementara itu dalam laga kedua antara Singapura melawan Malaysia dengan kick off pukul 19:45, pendukung tuan rumah  sangat terpukul  dengan kekalahan tim kesayangannya 0-3 dari Singapura. Baca lebih lanjut

Sebentar lagi Piala AFF 2012 segera bergulir pada bulan November nanti. Kenangan begitu meriahnya ajang itu di Indonesia 2 tahun ( Piala AFF 2010 ) lalu membuat saya merasa rindu dengan suasana tersebut. Dimana semua orang dengan sepenuh hati menyanyikan lagu Garuda Didadaku dan dengan penuh semangat datang ke stadion mendukung timnas Indonesia. Bahkan waktu itu hampir semua orang entah itu yang memang dari dulu menyukai sepak bola sampai yang mungkin hanya ikut-ikutan, terus ikut mengikuti sepak terjang Timnas Indonesia di ajang dua tahunan tersebut. Itu saya lihat saat Indonesia bertanding pasti di beberapa jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter hampir semua menuliskan status dukungan terhadap Timnas Indonesia.

Dan kini Piala AFF 2012 segera bergulir tapi gaung itu seakan tak ada lagi kini. Baca lebih lanjut

Headline
Kemenangan ‘Garuda Muda’ itu tercipta setelah sebelumnya di pertandingan sebelumnya mereka kalah 0-4 dari tuan rumah Iran.Dalam pertandingan tersebut, pemain Sabeq Fahmi membuat rekor dengan mencetak 11 gol lalu disusul Muchlis Hadi, Mariando Dj Uropmabin, Jali Ibrahim, Paulo Sitanggang, Muhammad Hargianto, Zulfikar Lubis masing-masing mencetak dua gol, serta Samsul Tual dan Eriyanto yang mencetak satu gol.

“Alhamdulillah, anak-anak menang 25-0 atas Pakistan. Terima kasih atas doa dan dukungannya,” ujar pelatih Indra Sjafri, seperti dilansir situs resmi PSSI.

Indra mengakui kekalahan 0-4 dari Iran telah membangkitkan semangat anak-anak asuhnya. Namun dia sendiri tak menyangka bisa menang dengan skor sebanyak itu. Baca lebih lanjut

 
Anggota Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) saat menggelar jumpa pers di Hotel Atlit Century, Jakarta, Senin (28/5/2012).
 
 

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mendukung langkah sejumlah pemain dari klub Indonesian Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL) yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) yang berencana mogok bermain jika dua kompetisi itu masih bermasalah. PSSI, melalui Penanggung Jawab timnas, Bernhard Limbong, mengakui, masih banyak klub di dua kompetisi tersebut yang dikelola secara profesional.

“Saya sangat mendukung pemain-pemain itu untuk mogok jika haknya tidak dipenuhi. Karena, memang kita ini sekarang hanya pintar bersilat lidah untuk mengurus pengurus, bukan untuk mengurus pemain,” ujar Limbong saat menggelar jumpa pers di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (29/5/2012).

Limbong mengatakan, berbagai masalah dalam sejumlah klub tersebut jika dibiarkan terus menerus pasti akan berpengaruh bagi pemain. Apalagi, 13 klub yang ditenggarai bermasalah itu hingga saat ini terkesan sangat lambat mencari solusi untuk menyelesaikan masalah itu. Baca lebih lanjut

Luar Biasa, Nama Andik Muncul di Situs Resmi Inter Milan

Andik Vermansyah saat berduel dengan Biraghi © ap

 

Nama Andik Vermansyah akan semakin terkenal di sepakbola Internasional pasca laga persahabatan malam ini. Pasalnya situs resmi Internazionale, http://www.inter.it mencantumkan namanya di laman resmi dengan sebuah headline mencolok, Indonesia 2012: Mempersembahkan, Messi-nya Indonesia.

Dalam laman tersebut disebutkan juga bahwa Andik Vermansyah mendapatkan julukan tersebut bukan tanpa sebab. Gaya bermain lincah, dengan tinggi badan “mungil” untuk ukuran pesepakbola serta memiliki passing, penguasaan bola, kecepatan dan teknik tinggi membuatnya dijuluki “Messi-nya Indonesia”. Baca lebih lanjut

Review: Indonesia vs Inter Milan, Kalah Kelas

Pelajaran berharga didapatkan anak asuh Aji Santoso yang tergabung dalam Indonesian Selection saat menghadapi Internazionale. Tiga gol dari para pemain Inter Milan mengakhiri perlawanan Andik Vermansyah dkk.

Internazionale berhasil unggul di babak pertama melalui gol yang dicetak oleh Samuele Longo pada menit 37. Gol tersebut berawal dari kesalahan Oktavio Dutra yang salah mengantisipasi umpan lambung ke jantung pertahanan dan berhasil dimaksimalkan Longo.

Pada babak kedua, Inter Milan melakukan beberapa pergantian pemain. Maicon dan Coutinho diharapkan mampu meningkatkan tempo permainan Inter Milan yang lebih banyak menunggu pada babak pertama.
Baca lebih lanjut

Arthur Irawan, Pemain Asia Tenggara Pertama di Liga Spanyol

Arthur Irawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – CEO klub Espanyol, Joan Collet mengatakan bahwa perekrutan Arthur Irawan menjadi sejarah bagi persepakbolaan Asia Tenggara. Karena pemain asli Indonesia itu menjadi pertama yang bermain di Liga Spanyol.

Arthur yang baru berusai 19 tahun akan menjadi pemain Asia Tenggara satu-satunya yang bermain di LA Liga junior. “Ia menjadi pemain Indonesia dan Asia pertama yang akan bermain di Liga Spanyol. Kami memutuskan merekrutnya setelah menyaksikannya berlatih selama seminggu bersama tim,” ujar Collet via rekaman video, Senin (14/11). Baca lebih lanjut

Malam ini para pencinta sepak bola indonesia pasti benar benar sedang kecewa atas hasil minus yang diperoleh timnas indonesia dipertandingan malam ini dengan Bahrain yang berakhir dengan kekalahan timnas Indonesia 0-2. Ane sebagai warga Indonesia yang memang mencintai timnas sama dengan agan-agan semua pastinya merasa kesal dengan penampilan timnas malam ini. Selama 90 menit pertandingan Indonesia seakan tak banyak memiliki peluang bagus untuk mencetak gol,justru sebaliknya Indonesia ditekan terus dari menit-menit awal, ane tak habis pikir padahal timnas kita main dikandang dan didukung oleh ribuan suporter fanatiknya tapi permainannya jauh banget dari yang diharapkan.

Apa ada yang salah dengan timnas kita?

Baca lebih lanjut

Jakarta Jumat 20 Mei 2011. Di hari Kebangkitan Nasional itu, sepak bola kita jatuh ke titik nadir. Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia(PSSI) deadlock. Di depan sejumlah utusan federasi sepak bola dunia (FIFA) dan AFC, kongres itu berlangsung ricuh. Hujan interupsi bertaburan. Bahkan ada yang menuduh utusan FIFA mengancam peserta Kongres.

Disiakan langsung sejumlah stasiun televisi. Disaksikan jutaan pecinta sepak bola di tanah air, Kongres itu sesungguhnya lebih sebagai adu kepentingan mereka yang hadir di Hotel Sultan di Jakarta itu, ketimbang kehendak khayalak pecinta bola. Agum Gumelar, ketua Komite Normalisasi, yang ditunjuk FIFA akhirnya mengetuk palu penutup.

Hujan intrupsi itu sesungguhnya sudah bertaburan semenjak Kongres dibuka. Sejumlah pendukung Arifin Panigoro dan George Toisutta, yang bergabung dalam Kelompok 78, ingin mengubah agenda Kongres. Komite Normalisasi sesuai petunjuk FIFA cuma menyiapkan agenda tunggal. Pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota eksekutif PSSI 2011-2015.

Belum lagi membahas tata tertib pemilihan, pada pembukaan sidang, sejumlah anggota Kelompok 78 ramai interupsi. Mereka meminta penjelasan mengenai larangan FIFA terhadap pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro.

Permintaan ini awalnya ditolak oleh Agum. Mantan ketua PSSI dan KONI itu berlasan bahwa keduanya tidak pernah diverifikasi dan menganggap keputusan Komite Banding sebelumnya tidak sah. Bagaimana mungkin mereka mengajukan banding sementara mereka tidak pernah masuk proses verifikasi kandidat. Ini seperti seseorang mengajukan banding kepada pengadilan tinggi padahal kasusnya tidak pernah diproses di pengadilan negeri.

Kedua nama itu tidak masuk verifikasi, kata Agum, karena FIFA melarang mereka ikut dalam pemilihan ketua umum ini. Selain George dan Arifin, yang juga dilarang oleh FIFA adalah Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. Larangan itu terkait dengan kisruh dalam kongres yang gagal di Riau beberapa waktu lalu. Apa yang diputuskan FIFA sesungguhnya adalah jalan tengah. Agar sepak bola Indonesia selamat dari kisruh.

Tapi pendukung Arifin dan George tidak terima. Hujan intrupsi dan teriakan membahana dalam ruang Kongres Jumat malam itu. Agum akhirnya mengalah dan mempersilahkan Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass untuk bicara. Regenass pun menjelaskan alasan FIFA melarang George dan Arifin.

Suasana tenang saat Regenass memberi penjelasan. Tak ada intrupsi dari peserta selama Regenass menyampaikan penjelasan mengenai sikap FIFA. “Alasan dari keputusan kami itu adalah karena pada dasarnya setiap Federasi harus mengontrol semua anggota dan kegiatan di dalamnya. Dari prinsip tadi, maka kegiatan LPI yang berada di luar PSSI tidak bisa ditolerir. Ini semacam hal yang tabu bagi FIFA,” kata Regenass. (Selengkapnya alasan FIFA baca di sini)

Setelah Regenass selesai, tensi Kongres Kongres kembali meningkat. Pasalnya, peserta dari kelompok 78 merasa tidak puas dan meminta agar Komite Banding juga diundang untuk menjelaskan alasan mereka meloloskan George dan Arifin.

Agum dengan tegas menolak usulan ini karena tidak ada dalam agenda Kongres. Agum lalu menskors sidang untuk shalat Magrib dan makan malam.

Saat sidang kembali dibuka, suasana tak kunjung mencair. Sebaliknya, kelompok 78 semakin bersemangat untuk melakukan instupsi. Suasana Kongres bahkan sempat ricuh. Agum akhirnya memutuskan untuk menghentikan Kongres karena menanggap suasana sudah tidak kondusif lagi.

“Karena suasana sudah tidak kondusif, dengan mengucap alhamdulillah dan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia….,” kata Agum sembari mengetukkan palu ke meja sidang.

Agum dan Anggota Komite Asosiasi FIFA, Frank Van Hattum langsung diungsikan petugas keamanan ke luar ruangan. Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass juga langsung meninggalkan lokasi Kongres.

Belum ada komentar resmi dari Agum terkait kejadian ini. Agum langsung meninggalkan Arena Kongres tanpa memberi penjelasan kepada wartawan. “Saya kecewa dengan ending seperti ini. Padahal saya yakin kalau Kongres masih bisa dilanjutkan. Tapi saya mengerti suasana hati Pak Agum,” kata salah seorang kandidat ketua umum PSSI, Sutiyoso.

Ini adalah kali kedua Kongres PSSI berakhir tanpa keputusan. Sebelumnya, saat masih dipimpin oleh Nurdin Halid, Kongres PSSI yang digelar di di Pekanbaru, Riau, 26 Maret lalu juga berakhir dengan kericuhan.

Pintu sidang didobrak oleh pemilik suara yang tergabung dalam Komite Penyelematan Sepakbola Nasional (KPPN). Hadirnya massa berambut cepak membuat suasana Kongres semakin mencekam.

PSSI lalu mengumumkan pembatalan Kongres. Namun massa yang menguasai ruang tetap melanjutkan sidang dan membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding. Para peserta Kongres inilah lalu bermetamorfosis menjadi Kelompok 78.

“Saat itu, FIFA harusnya sudah menjatuhkan sanksi bagi Indonesia karena gagal menggelar Kongres dan membentuk kepengurusan baru. Namun FIFA masih berbaik hati dan memberi kesempatan bagi Indonesia,” kata pengamat sepakbola Gita Suwondo saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 20 Mei 2011.

“Saat itu FIFA melihat ada yang salah dengan kepengurusan Nurdin Halid. FIFA masih bisa memaafkan meski saat itu sudah cukup alasan bagi FIFA untuk menjatuhkan sanksi,” lanjut Gita.

FIFA memang tidak menjatuhkan sanksi bagi Indonesia. Lewat rapat darurat yang digelar 1 April lalu, FIFA memutuskan untuk tidak mengakui lagi PSSI di bawah kepengurusan Nurdin Halid.

Selanjutnya, FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi untuk mengambil alih tugas exco PSSi. KN juga diserahi tugas menggelar Kongres PSSI untuk memilih ketum, waketum, dan anggota exco PSSI 2011-2015.

“Dengan kegagalan Kongres untuk kali kedua ini, tidak heran kalau FIFA akan membekukan sepakbola Indonesia sampai kita bisa memenuhi instruksi dari FIFA. Dalam sepakbola, tidak ada demokrasi dalam arti harafiah,” lanjut Gita.

Menurut Gita, kelompok 78 seharusnya tak bisa memaksakan kehendak dalam mendukung George dan Arifin. Mereka harus menunggu empat tahun lagi saat pemilihan kepengurusan berikutnya digelar.

“Ingat, bukan FIFA yang menginginkan Indonesia masuk, tapi kita yang ingin masuk FIFA. Jadi mau tidak mau, meski FIFA tidak sepenuhnya bersih, Indonesia harus tunduk pada FIFA,” pungkasnya.

Setelah Patrick Mbaya Bicara

Suasana deadlock pada Kongres PSSI sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak awal. Niat Kelompok 78 untuk menggagalkan Kongres PSSS semakin tercium setelah Court of Sports Arbitration (CAS) menolak gugatan mereka kepada FIFA.

CAS lewat surat berbahasa Prancis pada 19 Mei 2011 yang dikirimkan kepada pengacara Kelompok 78, Patrick Mbaya memberi tiga alasan.

Pertama, CAS tidak memiliki kompetensi menangani kasus bernomor TAS 2011/A/2438 antara Usman Fakaubun cs. melawan FIFA.

Kedua, sesuai dengan ketentuan Pasal R37 dari Peraturan Arbitrase Olahraga, kasus bernomor TAS 2011/A/2438 antara Usman Fakaubun dan kawan-kawan melawan FIFA dihentikan dan dihapus dari daftar gugatan.

Ketiga, keputusan ini diterbitkan gratis dengan pengecualian untuk ongkos perkara sebesar 500 Swiss Franc (sekitar Rp4,8 juta) yang dibayarkan oleh pemohon dan diterima Badan Arbitrase Olahraga.”

Pada saat jumpa pers, Mbaya menjelaskan bahwa CAS belum dalam posisi memberi langkah karena FIFA memberikan sanksi kepada Indonesia. “Sampai sejauh ini, kami [CAS] tidak dalam posisi memberi larangan kepada FIFA. Karena FIFA juga belum memberikan sanksi kepada Indonesia.

Meski isi surat secara gamblang bahwa gugatan ditolak,Patrick Mbaya selaku kuasa hukum K78 menegaskan bahwa surat keputusan CAS merupakan “jaminan” pihaknya untuk tetap bersikukuh memajukan George dan Airifin.

Dalam jumpa pers Kamis, 19 Mei di Hotel Sahid di Jakarta, Mbaya mengatakan penolakan CAS karena belum ada sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada Indonesia. CAS baru akan memproses gugatan jika FIFA telah mengeluarkan sanksi.

“Jadi CAS meminta Kongres jalan saja. Apapun yang terjadi, Kongres tetap Kongres sebagai kuasa tertinggi, apapun yang nantinya diputuskan Kongres. Jika Kongres memilih George dan Arifin, dan FIFA kemudian bertindak, maka CAS juga akan bertindak” ujar pengacara asal Belgia berdarah Kongo itu.

“Kita lihat saja nanti, jika dalam Kongres nanti mayoritas pemegang suara tetapkan GT-AP terpilih, apa yg akan dilakukan FIFA? Kalau FIFA membuat putusan keliru melarang GT-AP, maka CAS akan bertindak,” tegasnya lagi.

Sekretaris The Jakmania, Richard Ahmad mengaku sejak awal telah mencium gelagat kelompok 78 untuk menggagalkan Kongres PSSI. Bahkan Richard menuding kisruh yang tercipta saat kongres merupakan skenario kelompok ini.

“Kami telah menduga kalau Kelompok 78 akan berusaha menciptakan suasana yang tidak kondusif pada Kongres PSSI. Ini sudah kita prediksi sebelum Kongres digelar,” kata Richard.

“Kalau Indonesia sampai dibekukan oleh FIFA, menurut saya, dosa terbesar ada di tangan Kelompok 78. Ke depan, sebagai suporter saya ingin kelompok ini dibubarkan. Kami sudah tidak percaya dengan orang-orang di dalamnya.”

Lantas apa pendapat kandidat ketua umum PSSI menanggapi kegagalan Kongres PSSI? “Kondisi saat ini memang sudah tidak sehat lagi,” kata Achsanul Qosasi calon ketum PSSI.

“Ini harus dicari jalan keluarnya. Tapi, apapun alasannya kita harus tunduk pada keputusan FIFA. Soal banned (hukuman FIFA) kepada Indonesia, saya meyakini PSSI tidak akan dibanned oleh FIFA. Pak Agum sudah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai ketua KN. Hanya saja Kongres berakhir deadlock,” lanjutnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh wakil ketum lainnya, Jusuf Rizal. Menurut Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) tersebut, langkah Agum Gumelar sebagai pimpinan sidang sudah tepat. “Pak Agum tidak ada kesalahan. Pak Agum sudah menjalankan perannya sebagai ketua KN dan menjalankan Kongres, tapi terjadi deadlock,” katanya.

“Tampaknya, memang ada kemauan-kemauan berbeda dari anggota Kongres. Jika harus dikambinghitamkan, yang salah para peserta. Padahal, permintaan peserta mengenai kejelasan keputusan Komite Banding Pemilihan (KBP) sudah diputuskan FIFA,” lanjut Jusuf.

Suara Kelompok 78

Gagalnya Kongres PSSI tak membuat kelompok 78 kecewa. Meski Indonesia kini berada di ambang sanksi FIFA, kelompok ini berencana melanjutkan Kongres dan mempertanyakan mengapa Agum mendentumkan palu penutup.

Sikap ini disampaikan oleh juru bicara Kelompok 78, Yunus Nusi. Menurut pandangannya, dinamika yang tejadi pada Kongres PSSI adalah hal yang biasa, apalagi tidak ada timbul gesejak fisik.

“Kami tidak tahu apa alasan Agum (Agum Gumelar) meninggalkan Kongres PSSI,” kata Yunus dalam jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, malam tadi. “Ini akan kami tindaklanjuti sebagai pemegang hak suara. Dengan mengkaji secara hukum, kami berencana lanjutkan kongres ini,” bebernya.

Menurut Yunus, pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan pemerintah dan FIFA. “Insya Allah, malam ini sudah ada jawabannya. Mudah-mudahan kongres dapat dilanjutkan,” kata Yunus.

Mengenai sanksi FIFA, Yunus mengaku tidak khawatir. Sebab, menurutnya tidak ada yang fatal dalam Kongres ini. “Kekurangan yang terjadi hari ini adalah hanya keluarnya Agum dari Kongres. Jika FIFA memberi sanksi, letak kesalahan kita ada di mana?. Sanksi FIFA apakah akan diterima?” kata Yunus.


Jakarta – Daftar pemain Indonesia yang merumput di Eropa mungkin akan bertambah satu lagi. Setelah tampil gemilang di Piala AFF, Oktovianus Maniani dinilai layak merumput di Benua Biru oleh situs berita ESPN.

Okto mencuri perhatian publik sepakbola Indonesia saat dipercaya pelatih Alfred Riedl mengisi posisi sayap kiri. Tampil menggantikan Boaz Salossa yang dicoret karena alasan indisipliner, Okto membayar penuh kepercayaan yang diberikan pelatihnya.

https://toelank.files.wordpress.com/2011/01/oktovianus-maniani4-270x300.jpg?w=270

Cuma satu gol yang berhasil dilesakkan putra Papua itu dari penampilannya di Piala AFF. Namun dengan keberanian, determinasi dan kecepatan yang dimiliki, pesepakbola 20 tahun itu punya masa depan yang sangat baik.

Sangat baik bukan hanya karena dia sangat mungkin bakal diproteksi oleh Sriwijaya FC dengan kontrak lebih besar, namun karena terbukanya peluang merumput di Eropa. Demikian ditulis oleh kolumnis ESPN, John Duerden, Minggu (2/1/2010).

Okto masuk dalam daftar 10 pemain Asia yang dianggap punya kemampuan sangat baik untuk bisa merumput di Eropa. Itu semua juga ditunjang dengan usia sang winger yang terhitung masih sangat muda.

Winger cepat ini menjadi perhatian dalam AFF Suzuki Cup yang baru saja selesai di mana Indonesia masuk ke final dan dikalahkan Malaysia. Oktavianus enak ditonton saat dia menyisir sisi kiri, dengan usia 20 tahun, dia akan bisa terus berkembang. Jika ‘Ryan Giggs Indonesia’ itu mau seperti (Ryan Giggs) aslinya, dia harus mengikuti langkahnya dan menemukan konsistensi. Masih sangat mentah, tapi itu justru membuat dia punya lebih banyak antusiasme,” demikian tulis Duerden.

Okto selalu jadi pilihan utama Riedl di lima pertandingan Indonesia di Piala AFF. Satu-satunya di mana dia absen adalah leg kedua babak final lantaran terkena akumulasi kartu kuning.

https://toelank.files.wordpress.com/2011/01/2240585620x310.jpg?w=300

 

Ada dua pemain Asia Tenggara yang dianggap punya nilai lebih oleh Duerden sehingga layak bermain di Benua Biru. Pesepakbola yang lain adalah kiper muda Thailand Kawin Thamsatchanan. Kabarnya pelatih Bryan Robson sempat mempromosikan kiper 19 tahun itu pada Manchester United.

Berikut daftar pesepakbola Asia yang dinilai menjanjikan dan layak merumput di Eropa
1. Deng Zhuoxiang (Shandong/China)
2. Ismail Matar (Al Wahda/UAE)
3. Koo Ja Cheol (Jeju United/Korea Selatan)
4. Kawin Thamsatchanan (Muang Thong United/Thailand)
5. Yasser Al Qahtani (Al Hilal/Arab Saudi)
6. Octavianus Maniani (Sriwijaya/Indonesia)
7. Karim Ansarifard (Saipa/Iran)
8. Jungo Fujimoto (Shimizu S-PulseJepang)
9. Alexander Geynrikh (Pahktakor/Uzbekistan)
10. Firas Al-Khatib (Al Qadsia/Syria)

sumber :http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2011/01/02/224621/1537675/76/okto-dinilai-pantas-main-di-eropa