BINTANG FILM; Salah satu adegan saat syuting Bintang Film yang mengambil lokasi di komplek Situ Elok Desa Pernasidi , Kecamatan Cilongok, Banyumas (wien/BNC)

BANYUMAS- Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tampaknya menarik sejumlah produser film untuk menggarap film di wilayah ini. Kali ini Film Televisi (FTV) bernuansa Banyumas  kembali diproduksi oleh Rumah Produksi (Production House) Citrasinema. FTV berjudul Bintang Film yang mengambil lokasi syuting di Jakarta, Cilacap dan Cilongok Banyumas digarap oleh rumah produksi Dedy  Mizwar untuk kali kedua.

FTV sebelumnya berjudul Undangan Kuning yang juga mengambil lokasi di Banyumas  berhasil menduduki rating teratas. Keberhasilan film bernuansa Banyumas ini ternyata membuat sang produser Citrasinema , Dedy Mizwar ingin mengulangnya. “Kali ini kami serius menggarap film ini agar kembali meledak dan lebih baik dari sebelumnya,” ujar Kamayus, yang dipercaya menjadi Astrada dalam film ini.

Sementara Karsono Hadi , Sutradara dalam film ini mengatakan, kali ini seleksi pemain juga sangat ketat. Ratusan lebih peserta casting yang ikut selekasi terpaksa gagal. ” Kami memang tidak main main dalam meng casting merreka. Film ini harus digarap maksimal dengan memilih pemain yang juga bukan sekedar bisa main” ujar Kasrsono Hadi yang akrab dipanggil Pak De.

Selain pemain utama Dian Sidik dan Aneke Jody,  ada aktor Rahman Yacob, Alek Bustomi, Wing Dirgantara, Nanang Anna Noor dan Mama Ivone. Pemain pendukung lainnya Imam Krazani, Imron Witikno, Dani Pratiwi dan sejumlah pemain lokal lainnya.

Film yang menceriterakan seorang pemuda nelayan bernama Kartono (Dian Sidik) berhasil lolos mengikuti audisi pemeran utama sebuah produksi film. Namun akhirnya saat tiba waktu syuting mendadak gagal. Padahal warga kampung sudah geger dan mengeluk elukan Kartono. Kartono akhirnya kembali menjadi nelayan dan kembali kepada kekasihnya Sri (Aneke Jody).

Fil ini selain bernuansa Banyumasan juga sangat kental dengan nuansa komedi. * Kami tak mau ambil resiko dengan memilih komedian asal asalan. Karena kami tak mau suguhkan komedi artifisial, tetapi yang cerdas dan mengena,” tambah Pak De.

Beberapa pemain yang pernah terlibat dalam film sebelumnya ‘ Undangan Kuning’  seperti Wing Dirgantara, Nanang Anna Noor dan Dani Pratiwi kembali memperkuat film  yang tlah ditayangkan di SCTV pada 1o Mei 2012 kemarin  ini.

” Kita mencoba untuk mengeksploitasi semaksimal mungkin budaya lokal yang ternyata memiliki potensi besar bagi sebuah karya film. Ya dengan cara kami yaitu menyuguhkan potensi daerah memalui tontonan yang menghibur,”  ujar Nanang Anna Noor, yang kembali ikut dalam Bintang Film ini.

Menurut Nanang, proses produksi  FTV berjudul Bintang Film ini memakan waktu sekitar 15 hari.

 http://banyumasnews.com/2012/04/18/film-bernuansa-banyumas-kembali-akan-tayang-di-sctv/

Dan saya sebagai warga Kecamatan Cilongok yang memang kebetulan desa saya Karang Tengah dijadikan tempat syuting juga yang dimana disitu desa saya (Karang Tengah) diset sebagai desa Belik ikut bangga desa saya bisa dijadikan lokasi syuting sebuah FTV.

Tapi kesimpulan saya setelah melihat FTV “Bintang Film” ini sebenarnya sedikit kurang puas, mungkin karena setingnya yang memang tidak sama dengan aslinya ( nama desa kami jadi desa Belik ) yang mungkin membuat orang juga tidak begitu tahu latar setingnya didaerah dan mengambil set dimana ( yang penonton tahu itu di daerah Banyumas saja ) padahal setingnya sendiri menceritakan di daerah Wanareja Cilacap ( diceritakan Kartono, sang pemeran utama adalah warga Wanareja Cilacap )

Dan satu lagi film itu juga memiliki akhir cerita  yang mengambang, dimana akhir cerita Kartono yang datang ke desa Belik untuk menenangkan warga yang sudah ngebet pengen syuting akhirnya kabur dan kembali ke desanya ( Wanareja ) dan kemudian kembali menjadi nelayan, tanpa tahu bagaimana nasib warga Belik setelah mengetahui sang bintang film (Kartono a.k.a Tony Corbuzier) kabur, lalu tidak diceritakan bagaimana tanggapan warga Wanareja ( tempat asal Kartono ) yang menanggapi kembalinya sang bintang film yang gagal syuting yang dimana sebelum Kartono berangkat ke Jakarta dia begitu dielu-elukan warga bahkan dido’akan oleh semua warga (bahkan ada yang puasa senin kemis untuk mendo’akan kesuksesan Kartono ) dan juga semua cerita yang terangkum tidak memiliki sari yang bisa kita ambil . Tidak seperti FTV sebelumnya yang berseting di desa Cikawung Ajibarang yang berjudul Undangan Kuning yang dimana disitu banyak hal yang membuat kita mengambil kesimpulan dari cerita tersebut. Selain itu juga setingnya benar2 full di desa tersebut dimana banyak warga desa yang ikut berperan di film Undangan Kuning.

Ya mungkin untuk masukan, kalau nanti mau mengambil seting didaerah Banyumas lagi mohon ditampilkan kesenian dan adat asli Banyumas seperti Ebeg atau Sintren yang mungkin bisa memberikan pengetahuan lebih buat penontonnya.